Realitaonline.com, Padangsidimpuan -
Sistem keamanan dan disiplin di SMA N 6 Padangsidimpuan sepertinya tidak jalan di bawah kepemimpinan kepala sekolah Hasmaruddin Nasution.
Hal ini terlihat jelas dan akan segera dilaporkan agar bisa di kaji ulang dan di evaluasi oleh dewan penilai/pengambil keputusan di dinas pendidikan.Senin (23 Des 2024).
Sejak Hasmaruddin Nasution jadi kepala sekolah,di SMA N 6 Padangsidimpuan di duga sudah tidak ada lagi kepastian terkait keamanan dan sistem,yang berakibat tidak kondusif nya suasana belajar oleh siswa di sekolah.
Bagai mana tidak,sekolah yang seharusnya steril dari kejahatan dan pemerintah sudah mengucurkan anggaran untuk segala sesuatu yang menyangkut sekolah,termasuk masalah keamanan malah tercoreng dengan terjadinya pencurian yang bisa di golongkan sebagai bentuk kriminalitas yang menghawatirkan di SMA N 6 Padangsidimpuan,dimana barang(Hand Phone) siswa yang di tahan/di sita guru karena katanya melanggar peraturan sekolah,telah hilang raib dari ruangan dan laci Wakil Kepala Sekolah tanpa ada yang tahu siapa yang mengambilnya.
Bagai mana sebetulnya tanggung jawab Hasmaruddin sebagai kepala sekolah dan sistem juga disiplin keamanan di SMA N 6 Padangsidimpuan,bila barang yang seharusnya aman di ruangan WKS/Ruangan Guru bisa hilang tanpa ada yang rusak dan hilang selain HP siswa (Satu Android dan dua IPHONE).
Ruangan wakil kepala sekolah yang bersebelahan dengsn ruangan kepala sekolah,cuma dipisahkan meja dan seharusnya steril dari bentuk kejahatan/ kriminalitas malah kecolongan,di mana kehilangan tersebut kejadiannya malah di ruangan guru yang notabene tidak akan bisa/boleh di akses sembarang orang kecuali para guru dan petugas sekolah.
Hasmaruddin Nasution sebagai kepala sekolah SMA N 6 Padangsidimpuan ketika di konfirmasi tentang kejadian tersebut dengan enteng malah mengatakan bahwa persoalan itu sudah selesai,dimana fihak sekolah telah memberikan kompensasi kepada murid yang kehilangan HP nya.
Dan sangat disayangkan ketika Hasmaruddin Nasution malah mengeluarkan kata kata/statement yang seolah mengancam wartawan yang datang untuk melakukan konfirmasi dan investigasi tentang kejadian tersebut dengan mengatakan akan nantinya mengadukan wartawan ke Dewan Pers bila membuat berita yang mengada ada.
Hasmaruddin sepertinya tidak faham dan mengerti bahwa konfirmasi dan investigasi yang dilakukan adalah bentuk pencarian informasi agar dalam pemberitaan di media,tidak ada yang akan dirugikan karena beritanya kredibel sesuai hasil investigasi dan nantinya bisa di pertanggung jawabkan sesuai kode etik yang telah di tanamkan dalam dunia pers.
Hasmaruddin Nasution terlihat menganggap enteng tentang terjadinya kejadian pencurian tersebut dan merasa tidak ada masalah dengan itu,padahal,sebagai institusi pendidikan yang diharuskan bersih dari kejahatan dan guru guru di sekolah setiap hari mengajarkan ke kedisiplinan dan kejujuran,malah jadi tempat terjadinya perbuatan memalukan yang pasti tidak sesuai dengan yang diajarkan kepada murid.
Dimana hilangnya HP siswa yang di tahan oleh guru,malah hilang dari ruangan para guru,yang mana hal ini menimbulkan dugaan bahwa pelakunya tidak jauh dari salah satu guru di sekolah tersebut berdasarkan pada kenyataan bahwa tidak ada ditemukan sesuatu yang rusak di kantor guru seperti pintu,kunci dan laci,dan yang hilang cuma HP siswa (Ati Hrp)
