Lahan SMA Kelas Jauh Bukit Kesuma Terancam Ditarik Balik Oleh Penghibah
Dibaca sebanyak 87175 kali
Pelalawan | Yulius Halawa | Jumat, 18/04/2025 | 08:54:20 WIB
Realitaonline.com, Pelalawan -
Selama dua belas tahun masyarakat Bukit Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, menantikan agar status SMA kelas jauh di Bukit Kesuma dinegerikan namun, hingga detik ini belum terwujud. Akibatnya setiap PPDB dilaksanakan, banyak anak yang ditolak karena kurangnya sarana prasarana. Sehingga lahan SMA Negeri 1 Pangkalan Kuras di Bukit Kesuma itu terancam ditarik kembali dan ditanami kelapa sawit oleh Maryono pemilik lahan yang penghibahkan.
Kamis (17/04/2025) ketua komite SMA kelas jauh di Bukit Kesuma Amri Manurung menuturkan kerinduan masyarakat terhadap status sekolah tersebut. Dia katakan bahwa awalnya pemerintah telah menjanjikan kalau SMA Negeri 1 Pangkalan Kuras di Bukit Kesuma atau SMA kelas jauh di Bukit Kesuma akan di negerikan makanya waktu itu diusahakan mencari lahan. Akan tetapi setelah dinantikan selama 12 tahun, janji tersebut sampai detik ini belum direalisasikan, keluhnya.
Dijeskan Amri, persoalan itu sudah beberapa kali disampaikan terhadap anggota DPRD Kabupaten Pelalawan maupun DPRD Propinsi Riau. Kepada Gubernur Riau dimasa pak Samsuar, masalah itu juga telah disampaikan, paparnya. Namun permasalahannya terkendala dengan status lahan karena belum memiliki sertifikat, ujarnya.
Salah seorang tim tenaga pengajar di SMA kelas jauh Bukit Kesuma Romlan juga membeberkan bahwa pada PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tahun 2024 lalu ada sebanyak 50 orang lebih anak yang ditolak masuk di SMA Negeri 1 Pangkalan Kuras di Bukit Kesuma ini. Pasalnya hanya tersedia dua lokal ruangan belajar bagi siswa yang baru. Sehingga PPDB disesuaikan dengan kondisi Rungan belajar yang tersedia, pungkasnya
Maryono warga yang menghibahkan lahan seluas 2 hektar untuk SMA Negeri 1 Pangkalan Kuras di Bukit Kesuma tersebut menegaskan, jika pemerintah tidak merealisasikan janji untuk menegerikan sekolah itu, lahan tersebut akan dia tarik kembali dan ditanami kelapa sawit. Sebab ada perjanjian yang telah disepakati saat menghibahkan lahan tersebut namun terabaikan hingga saat ini. Salah satunya perjanjian yaitu, Maryono dijadikan sebagai pengelola kantin sekolah dan dia dijadikan sebagai petugas penjaga sekolah tersebut, akan tetapi itu tidak terlaksana dengan baik, tuturnya.
Dalam permasalah itu salah seorang tokoh masyarakat Bukit Kesuma Sukawati menyesalkan sikap kepala Desa Kesuma yang terkesan tidak peduli terhadap status SMA itu. Sukawati juga mengaku sangat kecewa terhadap Bupati Pelalawan H Zukri. Sebelum menjabat mengaku bahwa menegerikan SMA kelas jauh di Bukit Kesuma gampang. Namun sudah dua periode jadi Bupati dan ketika dikonfirmasi kembali kepada Zukri justru mengatakan tidak semudah membalikkan telapak tangan, ujarnya Sukawati penuh kecewa kepada awak media. (Sona)