REALITAONLINE.COM,SIAK - Serangan hama Tikus, Wereng Batang Coklat (WBC), Penggerek Batang (PB), dan Blast/Neck Blast (penyakit patah leher) pada padi terjadi di Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau sejak April hingga Juli 2017.
Kadis Pertanian Kabupaten Siak, Budiman Shafari menuturkan serangan hama wereng di kecamatan Bungaraya, hingga sempat terjadi penurunan produksi padi. Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) ini biasa terjadi pada musim tanam (MT) sekitar April - September.
"Iya, memang benar ada serangan hama wereng disana, kami sudah melakukan pengendalian agar tidak meluas, baik pada areal yang terserang, maupun pada areal yang tidak terserang. Hal itu dilakukan baik secara mandiri oleh kelompok tani maupun secara massal," jelas Budi.
Meskipun serangan hama dan penyakit belum meluas, tetapi Budhi meminta jajarannya tetap waspada dan bergerak menangani persoalan hama tanaman padi di lapangan.
Pengendalian serangan hama tersebut harus segera dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya ledakan serangan hama, sehingga tidak terjadi gejolak akibat menurunnya produksi padi kita, untuk itu, kiat-kiat pengelolaan pertanaman padi di lapangan perlu dilakukan," imbuhnya.
Dijelaskannya, adapun areal pertanaman padi yg diserang oleh hama tikus meliputi 4 Kampung, yaitu Kemuning Muda, Bungaraya, Jayapura, dan Tuah Indrapura. Sementara, areal pertanaman yg diserang oleh hama WBC meliputi 5 Kampung yakni, Kemuning Muda, Bungaraya, Tuah Indrapura, Jatibaru, dan Langsat Permai.
Sedangkan serangan hama PB terjadi di areal Kampung Jatibaru, dan serangan penyakit Blast terjadi di Kampung Jayapura.
Mantan Kadis Kesehatan itu menambahkan, untuk menghadapi serangan 4 (empat) jenis OPT tersebut, dan berdasarkan hasil pemantauan dan pengamatan Petugas Pengamat Hama dan Penyakit, maka masyarakat petani yg tergabung dalam kelompok tani (Poktan) di wilayah yang terserang tersebut bersama-sama dengan Petugas dinas pertanian dan PPL di lapangan segera melakukan tindakan pengendalian. Sehingga kerusakan tidak sampai meluas, hanya terjadi pada spot-spot yg terserang saja.
Adapun pola pengendalian yg telah dilakukan dengan cara, pengendalian swadaya oleh petani pada lahan masing-masing, pengendalian spot-spot yg terserang, kemudian dengan cara gerakan pengendalian (Gerdal) secara massal, untuk mencegah meluasnya serangan OPT tersebut, khususnya ke areal yang belum terkena serangan.
Selain itu kata Budi, pihaknya juga telah meminta bantuan obat ke provinsi yang langsung diserahkan kepada kelompok tani. Kemudian meminta bantuan tambahan bibit padi yang tahan terhadap serangan hama.
"Kami juga sudah meminta bantuan bibit padi yang tahan terhadap serangan hama, Alhamdulillah bantuan tersebut sudah sampai, dan sudah dibagikan kepada poktan yang sudah mulai masuk musim tanam," tandasnya.
Dilain pihak, Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) kecamatan Bungaraya menyarankan, untuk menanam varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit, perguliran varietas, melakukan penanaman padi secara serentak, pengendalian hama dengan cara semprot massal agar mempertimbangkan aspek ambang batas dan ambang ekonomi dan tepat cara, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat sasaran.
Sementara saran dari petani adalah, Pemda memberikan bantuan varietas yg tahan terdapat hama wereng dan pestisida yang sesuai dengan jenis hama dan penyakit seperti bahan aktifnya, serta berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten seperti petugas pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (POPT) petugas pengendalian hama dan penyakit (PHP).***