SELATPANJANG - 40 orang warga Tanjunggadai Kecamatan Tebingtinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti tercebur ke laut, Selasa (27/6/2017) ...[read more] "> SELATPANJANG - 40 orang warga Tanjunggadai Kecamatan Tebingtinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti tercebur ke laut, Selasa (27/6/2017) " />
 
Home
Gerakan Sinergi Reforma Agraria Miliki Nilai Positif | Polres Dumai Raih Penghargaan Optimalisasi Operasi Tertib Ramadan | Bupati Kasmarni Harap Kepala Sekolah Fokus dan Optimalkan Kinerja Demi Kemajuan Pendidikan | Pilkada, Dinkes Siap Fasilitasi Pelayanan Kesehatan KPU Bengkalis | Ketua LPTQ Kabupaten Kampar Berharap Bisa Juara | Menuju Pilkada Tapsel 2024: Rasyid Assaf Dongoran Hantarkan Formulir Bupati Pada Golkar Tapsel
Rabu, 24 April 2024
/ Meranti / 18:01:11 / 40 Warga Tanjunggadai Meranti Tercebur ke Laut /
40 Warga Tanjunggadai Meranti Tercebur ke Laut
Selasa, 27/06/2017 - 18:01:11 WIB
Jembatan Tanjunggadai yang ambruk - ist

REALITAONLINE.COM,SELATPANJANG - 40 orang warga Tanjunggadai Kecamatan Tebingtinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti tercebur ke laut, Selasa (27/6/2017) pagi. Peristiwa ini terjadi akibat ruang tunggu di jembatan penumpang ambruk dan jatuh ke laut.

Peristiwa nahas itu terjadi Selasa pagi. Dimana, ada sekitar 40 orang masyarakat Tanjunggadai akan berangkat ke Selatpanjang. Saat mereka berada di ruang tunggu pelabuhan (bagian ujung jembatan) tiba-tiba terjadi goyangan hebat dan seketika ambruk.

40 warga yang ada pagi itu langsung ikut tercebur ke laut. Beruntung saat itu air dalam keadaan surut.

Kades Tanjunggadai, Rasyid, ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Kata Rasyid, jembatan itu ambruk karena dimakan usia. Jembatan itu dibangun masyarakat setempat saat Kepulauan Meranti masih menjadi bagian dari Kabupaten Bengkalis.

"Jembatan itu dibangun zaman Bengkalis, tapi oleh masyarakat," kata Rasyid.

Kata Rasyid lagi, di Tanjunggadai ada dua pelabuhan yaitu oleh masyarakat dan Pemda Bengkalis. Hanya saja, untuk pelabuhan Bengkalis ini tidak dilengkapi atap pada ruang tunggu. Sehingga masyarakat lebih sering menggunakan pelabuhan kayu (yang ambruk itu, red).

"Atas kejadian ini, kita gotong royong agar masyarakat mau menggunakan pelabuhan dari Pemda Bengkalis. Sebetulnya pelabuhan kayu tak layak pakai, tapi ruang tunggunya ada atap," ujar Rasyid.

"Kalau pelabuhan Pemda, fasilitas bisa dipakai, cuma tak ada atap saja. Untuk saat ini kita gunakan Pelabuhan Pemda," cerita Rasyid.

Untuk korban yang tercebur ke laut, dari total sekitar 40 orang itu, hanya satu yang mengalami luka ringan di bagian kening. Sementara 39 orang lainnya hanya basah kuyup. "Tidak ada yang cedera parah. Malah yang luka di kening tidak mau dijahit," ujar Rasyid.

Atas kerusakan yang terjadi, Pemdes Tanjunggadai tetap akan memperbaiki jembatan tersebut. Jembatan kayu tetap difungsikan, sementara di Jembatan Pemda akan dipasang atap. "Tetap kita perbaiki. Kalau satu pelabuhan, terjadi kerusakan akan menghambat aktivitas warga. Kita perbaiki menggunakan dana desa," kata Radyid.

Madi, salah seorang warga setempat mengatakan, jembatan ambruk karena tiang kayu sudah ada yang putus. Hanya saja, kerusakan tidak terlihat lantaran tiang jembatan yang putus sering terendam air. ***
   
 
 
 
 
 

Alamat Redaksi & Iklan :
 
Jl. Garuda No. 76 E Labuhbaru
Pekanbaru, Riau-Indonesia
  Mobile  : 081268650077
Email : yhalawa2014@gmail.com