SELATPANJANG - Anggota DPR RI Jon Erizal memaparkan, persaingan kedepannya makin ketat. Tak hanya di tingkat kabupaten kota atau provin...[read more] "> SELATPANJANG - Anggota DPR RI Jon Erizal memaparkan, persaingan kedepannya makin ketat. Tak hanya di tingkat kabupaten kota atau provin" />
 
Home
Keluarga Besar Rang Jambak ( KBRJ) Mengadakan Silaturahmi dan Berbuka Bersama. | Polres Dumai Berhasil Menggulung 4 Tersangka Dengan Barang Bukti 5000 Kg Sabu dan 150 Butir Pil Ekta | Minta Perhatikan Daerah yang Komitmen Menjaga Lingkungan | Keluarga Besar SDN 006 Pangkalan Kerinci Gelar Buka Puasa Bersama | Pemko Pekanbaru Serahkan LKPD 2023 ke BPK Perwakilan Riau | Disdukcapil Pekanbaru: Dokumen Kependudukan Sudah Ada Barcode, Tidak Perlu dilegalisir
Jum'at, 29 Maret 2024
/ Meranti / 18:46:57 / Persaingan Makin Ketat /
Persaingan Makin Ketat
Senin, 08/05/2017 - 18:46:57 WIB

REALITAONLINE.COM,SELATPANJANG - Anggota DPR RI Jon Erizal memaparkan, persaingan kedepannya makin ketat. Tak hanya di tingkat kabupaten kota atau provinsi, tetapi tingkat global. Untuk itu, dibutuhkan pemimpin yang kreatif dan punya daya juang yang tinggi.

Demikian disampaikan Jon Erizal saat datang ke Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau beberapa waktu lalu. Waktu itu Jon Erizal memaparkan tantangan kedepannya tidak mudah. Persaingan tak lagi di tingkat kabupaten kota, tetapi sudah di tingkat global.

Pasar-pasar beberapa produk juga di tentukan global. Selain itu, persaingan pasar luar negeri juga menjadi tantangan tersendiri. "Persaingan kedepansemakin ketat," kata Jon Erizal.

Untuk itu, kata Jon Erizal, kedepannya Provinsi Riau harus punya pemimpin yang kreativ dan memiliki daya juang tinggi. Selain itu harus juga memiliki kemampuan komunikasi dan hubungan yang baik di berbagai pihak untuk mensinergikan kekuatan yang ada di Provinsi Riau. "Agar bisa dimajukan untuk kepentingan Riau," tambah Jon Erizal.Lalu, pada beberapa sektor industri, kata Jon Erizal kedepan juga harus ada intervensi pemerintah. Terutama pada penentuan pasar untuk industri hilir.

Ia mencontohkan, ekspor CPO dari Pelabuhan Dumai bisa mencapai belasan triliun pertahun. Jika ekspor tersebut dalam bentuk margarin atau minyak goreng, tentu hasilnya tak lagi belasan tetapi bisa ratusan triliun pertahunnya.

"Peran pemerintah mendorong para investor yang berada di Riau untuk melakukan bukan hanya sampai sasaran bahan mentah, atau sebutlah kita alhamdulillah sampai ke CPO, tapi bukan CPO saja, harus sampai downstream," ujar Jon Erizal.

Selain harus bisa mendorong perusahaan (industri hilir ada, red) harus dibantu pasarnya. Sebab, tambah Jon Erizal, sebagai pengusaha tentu mereka akan melihat pasar. Tak bisa pasar tersebut bebas menentukan, harus ada intervensi pemerintah.

"Kalau tidak, satu perusahaan monyak goreng yang sudah beroperasi puluhan tahun dengan laba yang sangat tinggi, sulit dilawan oleh pesaing baru. Kita dorong perusahaan (hilir) itu ada, tapi harus ada juga peran pemerintah untuk menyeimbangkan agar tak dimonopoli pasar," kata Jon Erizal.

"Pemimpin harus mampu berunding dengan perusahaan yang sudah lama agar ada kesepakatan membagikan pasar. Karena pesaing baru akan sulit melawan perusahaan yang sudah beroperasi puluhan tahun," ujar Jon Erizal saat membicarakan peluang industri hilir di Riau.(grc/roc)***
   
 
 
 
 
 

Alamat Redaksi & Iklan :
 
Jl. Garuda No. 76 E Labuhbaru
Pekanbaru, Riau-Indonesia
  Mobile  : 081268650077
Email : yhalawa2014@gmail.com