Pengelolaan Limbah Pabrik PT. RAPP Menuai Protes Aktifis LSM
Realitaonline.com,Pelalawan
Persoalan matinya ikan di sungai Kampar yang diduga akibat tercemari oleh limbah pabrik PT. RAPP, menuai tanggapan dari hampir semua elemen masyarakat. Salah satunya aktifis LSM atau ketua GNPK-RI Kabupaten Pelalawan Abdul Murat mengungkapkan protesnya melalui pesan WA Jumat (26/3/2021) kepada awak media.
Pengurus komunitas PATAR (pekan tua lestari) itu mengungkapkan sudut pandangnya yang cukup menohok. Dia katakan bahwa, rusaknya ekosistim sungai Kampar, akibat pencemaran lingkungan hidup yang diduga dari limbah pabrik perusahaan pengolah kayu untuk dijadikan bubuk kertas itu.
Hal itu disampaikan Murat menanggapi matinya ikan disuangai Kampar di water intake Desa Sering, Kecamatan Pelalawan dua hari lalu. Persoalannya, ketika di lakukan Sidak (inspeksi mendadak) atau kunjungan kerja oleh Komisi 2 DPRD Kab. Pelalawan kamis, (25/3/2021), dugaan pencemaran lingkungan hidup dari limbah pabrik perusahaan tersebut seakan terbantahkan, ujar Murat.
Masih Murat, bicara dampak limbah pabrik PT. RAPP yang dirasakan warga sekitarnya terutama warga Pangkalan Kerinci selama ini menjadi polemik besar. Seperti bau busuk yang cukup menyengat dihidung selama ini, setiap saat dirasakan warga. Juga ikan-ikan disungai Kampar yang mati mendadak, diduga kuat akibat pencemaran lingkungan dari limbah pabrik pengolah bubuk kertas terbesar di Asia itu.
Dikatakannya, ini bisa terjadi karena selama ini tidak pernah ada tindakan yang bisa dilakukan dalam mengatasi persoalan tersebut. Pada hal faktanya, dampak dari bau busuk udara yang diduga akibat limbah PT. RAPP itu, benar-benar dirasakan oleh warga, tapi tidak bisa ditindak dengan alasan tidak bisa dibuktikan. Atau benar apa yang dikatakan oleh DR. ELVY Sang pakar lingkungan,? bahwa "sebenarnya pemimpin atau pemerintah kita tahu setiap persoalan yang terjadi namun tidak punya daya untuk melawannya karena ada orang orang sakti mandraguna yang tidak atau bukan lawan kita," ujarnya.
Lanjutnya Maurat lagi, persoalan matinya ikan disungai, juga demikian. Seperti peristiwa matinya ikan disungai Kampar diseputaran lokasi pabrik PT. RAPP, sudah berulang kali terjadi. Nah kalau ikan mati secara tiba-tiba dalam jumlah cukup banyak dialur sungai besar seperti sungai Kampar, itu dipastikan akibat suatu pencemaran lingkungan, imbuhnya.
Terlepas dari apa penyebabnya dan dari mana asal muasal pencemarannya tersebut, mari kita kesampingkan dulu. Harusnya dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) dan pemerintah daerah Kabupaten Pelalawan melakukan penyelidikan secara serius terkait persoalan ini. Pihak pihak yang berkompeten dibidangnya diminta melakukan pemeriksaan secara khusus terkait untuk mencari bukti-bukti dan fakta yang ada dari kejadian ini, supaya masyarakat tidak resah dan terkesan dibodoh bodohi atau ditipu tipu, pungkasnya menegaskan. (Sona)